Ubud, dengan pesonanya yang khas sebagai pusat seni dan budaya Bali, menjadi pilihan menarik bagi banyak orang untuk menikmati masa pensiun.
Udara yang sejuk, pemandangan sawah yang hijau, serta beragam aktivitas menarik membuat Ubud begitu memikat.
Namun, sebelum memutuskan untuk pindah, penting untuk mengetahui estimasi biaya hidup di sana agar kamu dapat merencanakan keuangan dengan bijak.
Hal-hal yang Perlu Disiapkan untuk Masa Pensiun di Ubud
Jika kamu ingin menikmati masa pensiun dengan tenang di Ubud, ada beberapa persiapan penting yang perlu dilakukan, yaitu:
1. Tentukan Gaya Hidup
Sebelum pindah ke Ubud, kamu perlu menentukan gaya hidup yang diinginkan. Apakah kamu ingin tinggal sederhana di desa atau menikmati fasilitas mewah di vila? Pasalnya, gaya hidup yang dipilih akan memengaruhi anggaran dan rencana keuangan.
2. Siapkan Tabungan
Masa pensiun yang tenang membutuhkan perencanaan keuangan yang matang. Pastikan kamu menghitung kebutuhan bulanan seperti biaya hidup, perawatan kesehatan, dan hiburan dengan tepat. Selain itu, penting untuk memiliki tabungan atau investasi yang mencukupi, salah satunya dengan investasi deposito.
Memahami cara menghitung bunga deposito akan membantumu merencanakan keuntungan yang diperoleh dari bunga deposito dan memastikan dana pensiun yang lebih stabil. Dengan perencanaan yang baik, pensiun yang nyaman bisa terwujud.
3. Siapkan Tempat Tinggal
Ubud menawarkan berbagai pilihan tempat tinggal, dari vila mewah hingga hunian sederhana. Pilihlah tempat tinggal yang sesuai dengan gaya hidup dan anggaran kamu. Pertimbangkan juga lokasi yang dekat dengan fasilitas kesehatan, pasar, atau tempat ibadah agar kamu dapat menjalani kehidupan yang nyaman saat masa pensiun.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Biaya Hidup di Ubud
Sebelum memutuskan untuk menetap di Ubud, penting untuk mempertimbangkan berbagai faktor yang memengaruhi biaya hidup. Berikut adalah 5 faktor yang perlu diperhatikan:
1. Akomodasi
Akomodasi adalah faktor terbesar dalam menentukan biaya hidup di Ubud. Jika ingin pensiun di sini, pilihannya sangat beragam, mulai dari villa mewah dengan kolam renang hingga rumah tradisional yang lebih ekonomis.
Lokasi juga memengaruhi harga, misalnya, tinggal di pusat Ubud biasanya lebih mahal dibandingkan dengan area pinggiran. Untuk penghematan jangka panjang, menyewa rumah dengan kontrak tahunan dapat menjadi pilihan terbaik.
2. Makanan
Pilihan makanan di Ubud sangat bervariasi, dari warung lokal hingga restoran internasional. Makan di warung menawarkan harga yang terjangkau, sementara restoran dengan menu sehat atau organik biasanya lebih mahal.
Jika memasak sendiri, belanja bahan makanan di pasar tradisional dapat menghemat biaya, terutama untuk kebutuhan harian seperti sayur dan buah.
3. Belanja di pasar
Pasar tradisional di Ubud adalah tempat favorit untuk belanja kebutuhan harian atau barang seni. Namun, kemampuan tawar-menawar menjadi penting agar kamu mendapatkan harga terbaik.
Belanja di pasar juga memungkinkan kamu mendapatkan bahan segar dengan harga yang lebih rendah dibandingkan di supermarket.
4. Transportasi
Transportasi di Ubud sederhana dan efisien. Pasalnya, banyak pensiunan memilih menyewa sepeda motor untuk mobilitas harian, yang lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan taksi atau layanan transportasi online. Jalan kaki juga menjadi opsi menarik karena banyak tempat di Ubud yang mudah diakses.
5. Aktivitas
Ubud dikenal dengan aktivitas seperti yoga, meditasi, dan kelas seni, namun tentunya dibutuhkan anggaran khusus untuk ini. Beberapa aktivitas lainnya, seperti hiking atau menikmati pemandangan alam, bisa dinikmati tanpa biaya. Namun, untuk kelas atau tur tertentu, biaya tambahan mungkin diperlukan.
Estimasi Biaya Hidup Bulanan di Ubud
Ubud, dengan nuansa alam yang menenangkan, menjadi pilihan ideal untuk pensiunan yang ingin menikmati hari tua di Bali. Berikut estimasi biaya hidup di Ubud:
Tempat Tinggal:
● Kos atau kamar sederhana: Rp 1 juta – Rp 2,5 juta/bulan
● Apartemen atau villa: Rp 5 juta – Rp 20 juta/bulan
● Homestay atau Airbnb jangka panjang: Rp 3 juta – Rp 15 juta/bulan
Biaya Makan:
● Warung lokal: Rp 15.000 – Rp 30.000/makan
● Restoran menengah: Rp 50.000 – Rp 100.000/makan
● Belanja pasar (sayur, buah, ikan): Rp 50.000 – Rp 100.000/minggu
Transportasi:
● Sewa motor bulanan: Rp 1 juta – Rp 2 juta
● Transportasi online: Rp 10.000 – Rp 30.000/perjalanan
Kebutuhan Sehari-hari:
● Internet: Rp 300.000 – Rp 800.000/bulan
● Listrik: Rp 300.000 – Rp 1 juta/bulan
● Kebutuhan pribadi: Rp 500.000 – Rp 1 juta/bulan
Kebutuhan Tambahan:
● Hiburan seperti yoga atau wisata: mulai Rp 350.000/sesi
● Laundry: Rp 25.000/minggu
Jadi, dengan anggaran sekitar Rp 5 juta hingga Rp 10 juta per bulan, kamu dapat menikmati kehidupan pensiun yang nyaman di Ubud.
Dengan perencanaan keuangan yang matang, impian pensiun tenang di Ubud bisa menjadi kenyataan.
Selain mempersiapkan biaya hidup sehari-hari, investasi jangka panjang menjadi kunci untuk memastikan dana pensiun kamu terus berkembang.
Salah satu pilihan investasi yang menarik adalah investasi deposito di Aplikasi digibank by DBS.
Dengan bunga yang kompetitif dan proses yang mudah, kamu dapat memulai investasi deposito dengan hanya Rp1 juta. Selain itu, Aplikasi digibank by DBS menawarkan berbagai produk investasi yang terjangkau dan edukasi finansial melalui Wealth 101 dan digibank Live & Learn.
Kamu juga bisa memanfaatkan fitur notifikasi personal yang disesuaikan dengan portofolio dan kondisi pasar terkini, serta kemudahan mengelola investasi melalui satu aplikasi.
Jadi, sambil menikmati keindahan alam Ubud, kamu bisa memperoleh passive income dari investasi yang cerdik.
Untuk memahami cara menghitung bunga deposito, kamu bisa mengikuti kelas-kelas investasi yang tersedia.
Mulailah berinvestasi dengan Aplikasi digibank by DBS dan wujudkan pensiun nyaman versimu. Jika kamu berminat untuk investasi di Aplikasi digibank by DBS, klik di sini untuk informasi lebih lanjut.